Saturday 30 March 2013

TUGAS KELOMPOK TEKNIK CAMERA SMK



A.     Teknik Evaluasi    : Tes Praktek
B.      Bentuk Tes            : Praktek
C.     Instrumen Penilaian
1.   Rekamlah sebuah gambar yang memuat semua macam-macam yang ada dalam camera angle ! dengan ketentuan :
·      Bentuk kelas menjadi  kelompok produksi
·      Masing-masing kelompok 5 orang
·      Tentukan dalam kelompok masing-masing : sutradara, penulis naskah, kameraman, soundman, dan penata artistik
·      Buat tema “Bebas”
·      Hasil jadi rekaman 1 menit
·      Teknik pengerjaan  menggunakan “edit by camera” mengedit langsung dikamera. Artinya setiap melakukan take(record) harus dilakukan latihan (one take oke).
·      Dalam pengadeganan harus memuat ukuran-ukuran gambar yang sudah dipelajari
·      Se kreatif mungkin mulai dari opening judul karya dan credit title
·      Lama produksi 2 X 45 menit atau disesuaikan dengan ketersediaan kamera

SOAL TEKNIK CAKUPAN KAMERA SMK


SOAL EVALUASI
LISAN
1. Menempatkan kamera sejajar dengan subjek disebut dengan …
2. Dampak psikologis camera ditempatkan diatas subjek adalah …
3. Dalam sebuah adegan terdapat seorang pembunuh misterius sedang mengintai korban, untuk menggambarkan adegan tersebut camera angle apa saja yang dapat mewakili adegan tersebut agar terkesan tegang…

KUNCI JAWABAN
1. Eye Level / Normal Angle
2. subyek lemah
3. Normal angle/ eye level :korban sedang beraktivitas
    Subyektif angle : pembunuh misterius sedang memperhatikan korban
    Crazy angle   :pembunuh misterius mendekati dan menyerang korban

CONTOH RAB PROPOSAL SHOOTING FILM




1.      Alokasi Dana
              Alokasi dana untuk kegiatan ini berasal dari :
a.       Unit Produksi jurusan Broadcast
b.      Siswa Teknik Broadcasting
c.       Komite SMKN 2 Garut

2.      Anggaran Biaya
               Kegiatan kunjungan industri dan pembuatan produksi film pendek dan film indie ini
               memerlukan biaya sebesar Rp 10.050.000,00 (Sepuluh Juta Lima Puluh Ribu
               Rupiah)

3.      Perincian
a.      Pemasukan:
No
Alokasi Dana & Anngaran Biaya
Jumlah@(Rp)
Total Jumlah(Rp)
Keterangan
1
Dana UP jurusan BROADCASTING

Rp.      700.000,00

2
Komite SMKN 2 Garut

Rp. 10.050.000,00


Total Biaya yang tersedia
Rp. 10.750.000,00


b.      Pengeluaran  Dana:     

Perijinan/kunjungan industri

Rp. 1.500.000,00


Humas

Rp.    750.000,00


Perlengkapan
Sewa genset
Sewa tenda
Alat makan/memasak
Aqua/Galon


Rp.    300.000,00
Rp.    200.000,00
Rp.    200.000,00

Rp.    150.000,00


Transpot Pembimbing
5 Orang X 250.000
Rp. 1.250.000,00


Transportasi
Sewa Mobil dan Sopir untuk siswa
( elf)
Sewa Mobil dan Sopir untuk barang



Rp.    300.000,00
Rp.    300.000,00

Rp. 1.650.000,00
Rp.    300.000,00


Konsumsi
40x10.000x7

Rp. 2.800.000,00


Dapur umum
Sewa Kompor gas
Sewa alat masak


Rp.    300.000,00
Rp.    300.000,00


Filter CTO,CTB,Tungsten

Rp.    500.000,00


    Total Biaya
Rp10.750.000,00


Kekurangan dana terbilang ( Sepuluh Juta Tutuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah

Jenis Skenario Dokumenter


Skenario dokumenter, sebagaimana halnya skenario layar lebar dan sinetron, seringkali menjadi aspek yang disepelekan dalam proses pengerjaannya. Beberapa pemikiran menyarankan bahwa pembuatan dokumenter harus mengalir dan "hidup", dimana sang pembuat juga terlibat di dalam film, ikut mengalaminya selama pembuatan. Banyak pembuat film yang lain melakukan penyuntingan diatas kertas setelah syuting sebagai gantinya skenario. Proses-proses ini memang sudah berhasil dan bisa dilaksanakan pada berbagai tipe film, terutama ketika pembuat film merekam kejadian yang berada di luar kendalinya: bencana alam, kerusuhan, demonstrasi, dsb. Namun, selama proses tersebut berlangsung ternyata hampir semua pembuat film akan bertanya pada diri sendiri, "apa yang harus gue rekam ya?" Pada titik ini, memulai film dengan membuat skenario yang direncanakan dengan baik akan menjadi berguna, terlepas dari perubahan yang akan terjadi selama proses syuting. Persiapan ini bisa membuat film yang kita buat dari buruk menjadi baik, atau bahkan dari baik menjadi sangat baik.

Ada dua tahap penulisan skenario untuk dokumenter:
- skenario pra-syuting, atau shooting script
- skenario pasca-syuting

Skenario pra-syuting itu ibarat membawa sebuah peta ketika sedang melakukan perjalanan.
Kita bisa berpapasan dengan rintangan, kejadian, atau kejutan yang tak terduga. Kita bisa menemukan daerah yang belum terjamah yang tidak terdapat di dalam peta. Kita bisa menentukan arah langkah kita, langkah berikutnya, bahkan langkah setelahnya lagi. Peta akan membantu kita supaya tidak tersesat. Shooting script adalah peta konseptual untuk petualangan syuting yang aan kita lakukan. Didalamnya terdapat riset dan outline (garis besar) kisah dalam film sebagai patokan syuting. Format dan elemen yang terdapat didalamnya sama dengan skenario pasca-syuting dan isinya bisa sangat lengkap atau hanya garis besar saja, tergantung dari informasi yang sudah dimiliki oleh penulis pada tahap tersebut.

Skenario pasca-syuting adalah versi akhir dari shooting script. Skenario ini biasanya hasil modifikasi dan penulisan ulang dari shooting script dan dibuat setelah syuting dan sebelum proses editing dimulai. Didalamnya merupakan pencampuran elemen-elemen konseptual serta informasi audio-visual yang dikumpulkan selama syuting. Pengalaman dan pengetahuan yang dikumpulkan pada saat produksi tersebut juga bisa dimasukkan. Skenario inilah yang menyulam semuanya menjadi cerita yang sinematik, yang kemudian digunakan oleh pembuat film untuk mengedit. Skenario tahap ini juga mencakup deskripsi shot-shot, aksi, dan kejadian secara mendetil.

ugas Mata Pelajaran Cakupan Kamera Kelas XI BC 1/BC2/BC3


T

a.       Baca naskah soal dibawah ini dengan seksama
b.      Kerjakan oleh Masing masing dikertas yang sudah disediakan ( HVS ) Dari naskah drama dibawah ini untuk  :
a.       JENIS- JENIS SHOT DAN SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR
b.      Semakin banyak variasi pengambilan Gambar yang berhubungan dengan naskah akan menambah nilai
c.       Waktu  4 jam pelajaran
d.      Dikumpul kan di Ketua Kelas Masing-masing

(Contoh jawaban)
 SOAL
ADEGAN 1
IBU GURU (berdiri di depan kelas): murid - murid, bulan depan sudah mulai Ujian Nasional..bagaimana, apakah kalian sudah siap?

Kalian tulis lagi naskahnya … IBU GURU (berdiri di depan kelas): murid - murid, bulan depan sudah mulai Ujian Nasional..bagaimana, apakah kalian sudah siap?  ( jenis pengambilan gambar  Long shot , establish kelas , siswa dari  PAN  LEFT ,kemudian MCU diakhiri  Full  Shot)

SOAL  :
MURID 1: belum bu..rasanya belum semua materi ujian saya kuasai.
MURID 3: iya bu..saya takut kalau sampai tidak lulus nanti
MURID 2: apalagi tahun kemarin hampir semua siswa sekolah ini tidak lulus (dengan suara serak hampir menangis)
IBU GURU: Ibu juga prihatin dengan rendahnya tingkat kelulusan di sekolah kita ini.
MURID 4: selain itu, mental kita juga jadi ciut bu karena harus bergabung dengan sekolah negeri di kecamatan selama Ujian Nasional nanti
IBU GURU: tenang anak-anak..tidak perlu berkecil hati..tidak perlu pula minder dan takut. Ibu akan melakukan apapun supaya siswa sekolah ini bisa lulus 100%. Mulai besok pagi, ibu akan memberikan pelajaran tambahan berupa pembahasan soal-soal. Bagaimana?
MURID 1: Soal biayanya bagaimana bu?
MURID 2, MURID 3, MURID 4: iya, bagaimana bu? kami sungkan kalau harus minta uang tambahan ke orang tua.
MURID 4: untuk mencari uang sendiri pun kita tidak ada waktu
IBU GURU: anak-anakku..ibu tidak mengharapkan bayaran..yang ibu harapkan hanya kalian semua lulus..ibu ikhlas lahir dan batin
MURID 1: Sungguh mulia hati ibu..hanya Tuhan nanti yang akan membalas kebaikan ibu (sambil menangis haru)
ADEGAN 2
(Setting: sehari sebelum pelaksanaan Ujian Nasional)
KEPALA SEKOLAH (memberi sambutan): Murid - murid, besok kalian akan menghadapi Ujian Nasional yang merupakan penentu kelulusan kalian. Bapak yakin, bekal yang diberikan oleh Ibu Guru sudah maksimal. Sekarang tugas kalian lah untuk membuktikan bahwa kalian mampu menjadi kebanggaan kami terutama kebanggaan ibu guru. Kepada Ibu Guru, mohon untuk memberikan sambutan penyemangat bagi para murid..

IBU GURU (maju ke depan dan berdiri di samping KEPALA SEKOLAH): Anak - anakku, tidak terasa sudah sebulan kalian berjuang keras menghadapi Ujian Nasional. Berangkat lebih awal dan pulang menjelang senja. Ibu bangga melihat semangat kalian..ibu bangga melihat kerja keras kalian semua..Apapun nanti hasilnya, Ibu akin kalau kalian semua telah melakukan yang terbaik, tidak hanya untuk diri kalian saja namun juga untuk sekolah, serta untuk orang tua dan keluarga kalian. Jangan lupa untuk selalu berdoa kepada Tuhan, minta untuk diberikan kelancaran dan kemudahan dalam memngerjakan soal - soal Ujian Nasional nanti..Sebagai penutup dari acara ini, silakan para murid untuk maju ke depan, memohon restu kepada Bapak KEPALA SEKOLAH serta para Bapak / Ibu guru lainnya..

(kemudian satu per satu siswa maju ke depan untuk bersalaman memohon restu kepada KEPALA SEKOLAH dan para GURU)
-----------------------------------------------------
ADEGAN 3
(Setting: acara pengumuman kelulusan Ujian Nasional yang dihadiri oleh para orang tua / wali dan murid)

IBU GURU: Selamat pagi..Pertama saya sebagai wakil dari pihak sekolah mengucapkan terima kasih atas kehadiran bapak / ibu orang tua / wali murid dalam acara pengumuman kelulusan. Untuk menyingkat waktu, akan segera saya bagikan surat pengumuman untuk masing - masing siswa. Mohon kepada orang tua / wali dari siswa yang namanya saya panggil, mohon untuk maju ke depan.

(kemudian IBU GURU memanggil nama siswa satu per satu. Tak lama kemudian, suasana ruangan menjadi gaduh penuh haru tangisan serta teriakan bahagia)

IBU GURU: Selamat kepada seluruh siswa bahwa tahun tingkat kelulusan sekolah kita 100%. Ini semua adalah buah manis dari hasil kerja keras kalian. Sekali lagi selamat atas kelulusan kalian..selamat menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan semoga kalian semua sukses emnggapai cita - cita.

(semua siswa maju ke depan, bersalaman dan mencium tangan IBU GURU)

Tuesday 5 March 2013

Istilah shoting Teknik Broadcasting SMK


·         Akting : Sebuah proses pemahaman dan penciptaan tentang perilaku dan karakter pribadi dari seseorang yang diperankan.
·         Audio Visual : Sebutan bagi perangkat yang menggunakkan unsur suara dan gambar.
·         Art Director : Sebutan bagi pengarah seni artistik dari sebuah produksi.
·         Asisten Produser : Seseorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya.
·         Audio Mixing : Proses penyatuan dan penyelarasan suara dari berbagai macam jenis dan bentuk suara.
·         Angle : Sudut pengambilan gambar.
·         Animator : Sebutan bagi seseorang yang beprofesi sebagai pembuat animasi.
·         Audio Effect : Efek suara.
·         Ambience : Suara natural dari objek gambar.
·         Broadcaster : Sebutan bagi seseorang yang bekerja dalam industri penyiaran.
·         Background : Latar belakang.
·         Blocking : Penempatan objek yang sesuai dengan kebutuhan gambar.
·         Bridging scene : Adegan perantara diantara adegan – adegan lainnya.
·         Back Light : Penempatan lampu dasar dari sudut belakang objek.
·         Breakdown Shoot : Penentuan gambar yang sesuai dengan naskah atau urutan acara.
·         Bumper In : Penanda bahwa program acara TV dimulai kembali setelah iklan komersial.
·         Bumper Out : Penanda bahwa program acara TV akan berhenti sejenak karena iklan komersial.
·         Credit Title : Urutan nama tim produksi dan pendukung acara.
·         Chroma Key : Sebuah metode elektronis yang melakukan penggabungan antara gambar video yang satu dengan gambar video lainnya dimana dalam prosesnya digunakan teknik Key Colour yang dapat diubah sesuai kebutuhan foreground dan background.
·         Cutting on Beat : Teknik pemotongan gambar berdasar tempo.
·         Clip Hanger : Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa ingin tahu penonton tentang kelanjutan acara, namun harus ditunda karena ada jeda iklan komersial.
·         Cut : Pemotongan gambar.
·         Cutting : Proses pemotongan gambar.
·         Camera Blocking : Penempatan posisi kamera yang sesuai dengan kebutuhan gambar.
·         Clear – Com : Sebutan bagi penggunaan head-set audio yang dihubungkan dengan ruang master control.
·         Channel : Saluran.
·         Crazy Shot : Gambar yang direkam melalui kamera yang tidak beraturan.
·         Compotition : Komposisi.
·         Continuity : Kesinambungan.
·         Cross Blocking : Penempatan posisi objek secara silang sesuai dengan kebutuhan gambar.
·         Crane : Katrol khusus untuk kamera dan penata kamera yang dapat bergerak keatas dan kebawah.
·         Clip On : Mikrofon khusus yang dipasang pada objek tanpa terlihat.
·         Casting : Proses pemilihan pemain lakon sesuai dengan karakter dan peran yang akan diberikan.
·         Close Up : Pengambilan gambar dari jarak dekat.
·         Desain Compugrafis : Rancangan grafis yang digambar melalui tekhnologi komputer.
·         Durasi : Waktu yang diberikan atau dijalankan.
·         Dimmer : Digunakan untuk mengontrol naik turunnya intensitas cahaya.
·         Disc Jokey : Sebutan bagi pembawa acara musik yang menayangkan video Klip.
·         Dissolve : Tekhnik penumpukan gambar pada editing maupun syuting multi kamera.
·         Depth of Field : Area dimana seluruh objek yang diterima oleh lensa dan kamera muncul dengan fokus yang tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh jarak antara objek dan kamera, focal length dari lensa dan f-stop.
·         Dialogue : Percakapan yang muncul dalam adegan.
·         Dramatic Emotion : Emosi gambar secara dramatis.
·         Editing : Proses pemotongan gambar.
·         Ending Title : Urutan nama yang dicantumkan pada akhir movie.
·         Engineering : Sebutan bagi pengerjaan dan pembagian kerja dalam masalah teknis penyiaran.
·         Establish Shot : Gambar yang natural dan wajar.
·         Extreme Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sangat dekat.
·         Focus : Penyelarasan gambar secara detail, tajam, dan jernih hingga mendekati objek aslinya.
·         Final Editing : Proses pemotongan gambar secara menyeluruh.
·         Floor Director : Seseorang yang bertanggung jawab membantu mengkomunikasikan keinginan sutradara, dari master kontrol ke studio produksi.
·         Filter Camera : Filter yang digunakan untuk kamera.
·         Footage : Gambar – gambar yang tersedia dan dapat digunakan.
·         Hunting Location : Proses pencarian dan penggunaan lokasi terbaik untuk syuting.
·         Headset : Digunakan untuk dapat mendengarkan suara sutradara.
·         Hand held : Tekhnik penggunaan kamera dengan tangan tanpa tripod.
·         Image : Simbol yang sesuai objek.
·         Jumping Shot : Proses pengambilan gambar secara tidak berurutan.
·         Jimmy Jib : Katrol kamera otomatis yang digerakkan dengan remote.
·         Job Description : Deskripsi tentang jenis pekerjaan.
·         Jeda Komersial : Saat penayangan iklan komersial diantara acara televisi.
·         Job Title : Penamaan jabatan pada pekerjaan.
·         Konservatif : Serba teratur, tertib, dan apa adanya.
·         Kreator : Sebutan bagi seseorang yang menciptakan karya kreatif.
·         Lighting : Penataan cahaya.
·         Lighting Effect : Efek dari penataan cahaya.
·         Lensa Wide : Digunakan untuk memperbesar sudut pandang pengambilan gambar dari kamera.
·         Lensa Super Wide : Digunakan untuk sangat memperbesar sudut pandang pengambilan gambar dari kamera.
·         Long Shot : Gambar yang direkam dari jarak yang jauh. Biasanya digunakan dengan cara pengambilan gambar dari sudut panjang dan lebar.
·         Master Control : Perangkat teknis utama penyiaran untuk mengontrol proses distribusi audio dan video dari berbagai input pada produksi untuk siaran live show maupun recorded.
·         Magazine Show : Rancangan acara dengan format majalah.
·         Main Object : Target pada objek utama.
·         Medium Close Up : Pengambilan gambar dari jarak cukup dekat.
Medium Shot : Gambar yang diambil dari jarak sedang.
·         Medium Long Shot : Pengambilan gambar dari jarak yang panjang dan jauh.
·         Monitor : Digunakan untuk memantau gambar.
·         Master Video : Video utama berisikan rekaman acara televisi yang siap untuk ditayangkan maupun disimpan.
·         Multi Camera : Sistem dari tata produksi audio visual yang syuting secara bersamaan dengan menggunakan sejumlah kamera.
·         Middle Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sedang.
·         Master Shot : Gambar pilihan utama dari sebuah adegan yang kemudian dijadikan referensi atau rujukan saat melakukan editing.
·         Noise : Gangguan pada sirkulasi signal audio maupun video yang mengganggu program acara.
·         News Director : Direktur pemberitaan yang bertanggung jawab atas seluruh isi pemberitaan yang disiarkan secara aktual berdasarkan fakta.
·         Off Line : Proses editing awal untuk memilih gambar terbaik dengan time code dari berbagai stock shot sesuai dengan kebutuhan adegan. Hasil dari gambar tersebut ditransformasikan dalam bentuk workprint dengan EDL (edit decision List).
·         On Line : Proses akhir editing untuk menyempurnakan, mempercantik dan memperindah gambar setelah melalui proses off line.
·         Operet : Istilah populer untuk acara yang menggabungkan antara unsur fiksi, nonfiksi dan musik ke dalam suatu alur cerita.
·         Opera Musikal : Format acara yang menggabungkan unsur drama dengan musik.
·         Opening Scene : Adegan yang dirancang khusus untuk membuka acara atau cerita. Biasanya adegan ini dikemas kreatif dan menarik untuk mendpatkan perhatian penonton.
·         Opening Shot : Komposisi sudut pengambilan gambar pada awal adegan atau acara yang dirancang khusus untuk menarik perhatian penonton.
·         OB Van : Outside Broadcasting Van, mobil khusus yang membawa perangkat tekhnis penyiaran audio dan video untuk memproduksi program diluar studio. Dapat juga digunakan untuk master control bagi siaran langsung.
·         Power Pack : Tempat khusu berbentuk boks yang berguna untuk pembagian arus daya listrik.
·         Panning : Pergerakkan horizontal kamera dari kiri kekanan maupun sebaliknya.
·         Property : Berbagai aksesori.
·         Program Directing : Penyutradaraan program televisi.
·         Programming : Tekhnik penyusunan program acara televisi yang ditayangkan secara berurutan.
·         Praproduksi : Berbagai kegiatan persiapan sebelum pelaksanaan produksi dimulai.
·         Paskaproduksi : Proses penyelesaian akhir dari produksi.Biasanya istilah ini digunakan pada proses editing.
·         Produser : Pimpinan produksi yang bertanggung jawab kepada seluruh kegiatan pengkoordinasian pelaksanaan praproduksi, produksi sampai paskaproduksi.
·         Rating : Perhitungan secara statistikal untuk mengukur tingkat popularitas program acara televisi terhadap penonton.
·         Rundown : Susunan isi dan alur cerita dari program acara televisi yang dibatasi oleh durasi, jeda komersial, segmentasi, dan bahasa naskah.
·         Run Through : Latihan akhir bagi seluruh pendukung acara televisi yang disesuaikan dengan urutan acara sesuai dalam rundown.
·         Reportase : Sebuah laporan perjalanan atau liputan lapangan yang digunakan untuk mendukung data – data aktual dan faktual.
·         Retake : Pengulangan pengambilan adegan gambar.
·         Shot : Ambil Gambar.
·         Simply Shot : Gambar yang diambil dari sudut yang mudah.
·         Skill : Keahlian.
·         Set Up : Proses persiapan akhir sebelum produksi televisi dimulai dari set artistik, performer hingga masalah tekhnis siaran.
·         Stand By : Komando akhir yang menunjukkan bahwa seluruh komponen produksi telah siap untuk melaksanakan syuting.
·         Single Camera : Sistem dari tata cara produksi audio visual yang hanya menggunakan satu kamera.
·         Script Format : Format penulisan naskah acara baik untuk fiksi maupun nonfiksi.
·         Script Marking : Penandaan pada naskah untuk menjadi catatan pada sutradara maupun pendukung produksi lainnya.
·         Stock Shot : Berbagai bentuk gambar yang diciptakan untuk dijadikan pilihan pada saat gambar gambar tersebut memasuki proses editing.
·         Suspense : Istilah yang digunakan untuk menunjukkan adegan – adegan yang menegangkan dan mengundang rasa was was bagi penonton.
·         Sound : Penataan suara.
·         Sound Effect : Efek suara yang diciptakan atau digunakan untuk mendukung suasana dari adegan.
·         Steady Shot : Gambar sempurna dan tidak terlalu banyak bergerak, yang dapat dinikmati dengan posisi diam.
·         Switcher : Istilah populer bagi perangkat tekhnis untuk memindah-mindahkan pemilihan gambar dari berbagai stock shot maupun input kamera. Alat ini digunakan untuk syuting multi kamera.
·         Switcherman : Seseorang yang bertugas melaksanakan proses pemindahan gambar sesuai dengan komando sutradara.
·         Studio : Lokasi khusus tempat pelaksanaan kerja produksi berlangsung. Dapat untuk melaksanakan syuting (shooting studio) maupun untuk editing (post production studio).
·         Selling Point : Berbagai komponen yang mempunyai nilai jual untuk mendapatkan perhatian penonton maupun sponsor.
·         Sound Mixer : Mixer pengendali dari berbagai input suara yang dipilah melalui sejumlah jalur (track).
·         Slow Motion : Pergerakkan gambar yang diperlambat sesuai dengan kebutuhan alur cerita.
·         Technical Director : Pengarah / Direktur tehnik.
·         Trend Setter : Gaya hidup ataupun budaya pop yang menjadi acuan dan ukuran sesuai dengan masa atau zaman.
·         Take : Istilah yang digunakan untuk dan pada saat pengambilan gambar berlangsung. Dapat juga digunakan sebagai catatan pada naskah.
·         Two Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk mengarahkan kamera kepada dua objek yang dituju.
·         Three Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk mengarahkan kamera kepada tiga objek yang dituju.
·         Trik : Tata cara kreatif untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
·         Team builder : Seseorang yang mampu membangun sebuah kerjasama antara anggota team dengan baik untuk mencapai tujuan.
·         Theme Song : Lagu khusus yang diciptakan atau dipakai sebagai pendukungikatan emosi dari program acara kepada penonton.
·         VTR : Video Tape Recording.
·         Very Long Shot : Gambar yang diambil sangat jauh.
·         Voice Over (VO) : Suara dari announcer atau penyiar untuk mendukung isi cerita namun tidak tampak dilayar televisi.
·         Video Klip : Video musik.
·         Video Jockey : Julukan bagi presenter acara musik televisi yang menayangkan berbagai video klip.
·         Vision Mixer : Sebutan lain untuk istilah populer “switcher”.
·         Wireless Camera : Kamera yang menggunakan transmisi signal untuk mengirimkan hasil gambar tanpa menggunakan kabel.
·         White Balance : Prosedur untuk mengkoreksi warna gambar dari kamera dengan mengubah sensitivitas CCD ke dalam spektrum cahaya. Umumnya prosedur ini menggunakan cahaya putih sebagai dasar.
·         Webisode : Istilah episode televisi yang ditayangkan melalui video web streaming internet.
·         Wardrobe : Berbagai aksesori pendukung kostum bagi peran – peran tertentu



Akting : Sebuah proses pemahaman dan penciptaan tentang perilaku dan karakter pribadi dari seseorang yang diperankan.

Audio Visual : Sebutan bagi perangkat yang menggunakkan unsur suara dan gambar.

Art Director : Sebutan bagi pengarah seni artistik dari sebuah produksi.

Asisten Produser : Seseorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya.

Audio Mixing : Proses penyatuan dan penyelarasan suara dari berbagai macam jenis dan bentuk suara.

Angle : Sudut pengambilan gambar.

Animator : Sebutan bagi seseorang yang beprofesi sebagai pembuat animasi.

Audio Effect : Efek suara.

Ambience : Suara natural dari objek gambar.

Broadcaster : Sebutan bagi seseorang yang bekerja dalam industri penyiaran.

Background : Latar belakang.

Blocking : Penempatan objek yang sesuai dengan kebutuhan gambar.

Bridging scene : Adegan perantara diantara adegan – adegan lainnya.

Back Light : Penempatan lampu dasar dari sudut belakang objek.

Breakdown Shoot : Penentuan gambar yang sesuai dengan naskah atau urutan acara.

Bumper In : Penanda bahwa program acara TV dimulai kembali setelah iklan komersial.

Bumper Out : Penanda bahwa program acara TV akan berhenti sejenak karena iklan komersial.

Credit Title : Urutan nama tim produksi dan pendukung acara.

Chroma Key : Sebuah metode elektronis yang melakukan penggabungan antara gambar video yang satu dengan gambar video lainnya dimana dalam prosesnya digunakan teknik Key Colour yang dapat diubah sesuai kebutuhan foreground dan background.

Cutting on Beat : Teknik pemotongan gambar berdasar tempo.

Clip Hanger : Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa ingin tahu penonton tentang kelanjutan acara, namun harus ditunda karena ada jeda iklan komersial.

Cut : Pemotongan gambar.

Cutting : Proses pemotongan gambar.

Camera Blocking : Penempatan posisi kamera yang sesuai dengan kebutuhan gambar.

Clear – Com : Sebutan bagi penggunaan head-set audio yang dihubungkan dengan ruang master control.

Channel : Saluran.

Crazy Shot : Gambar yang direkam melalui kamera yang tidak beraturan.

Compotition : Komposisi.

Continuity : Kesinambungan.

Cross Blocking : Penempatan posisi objek secara silang sesuai dengan kebutuhan gambar.

Crane : Katrol khusus untuk kamera dan penata kamera yang dapat bergerak keatas dan kebawah.

Clip On : Mikrofon khusus yang dipasang pada objek tanpa terlihat.

Casting : Proses pemilihan pemain lakon sesuai dengan karakter dan peran yang akan diberikan.

Close Up : Pengambilan gambar dari jarak dekat.

Desain Compugrafis : Rancangan grafis yang digambar melalui tekhnologi komputer.

Durasi : Waktu yang diberikan atau dijalankan.

Dimmer : Digunakan untuk mengontrol naik turunnya intensitas cahaya.

Disc Jokey : Sebutan bagi pembawa acara musik yang menayangkan video Klip.

Dissolve : Tekhnik penumpukan gambar pada editing maupun syuting multi kamera.

Depth of Field : Area dimana seluruh objek yang diterima oleh lensa dan kamera muncul dengan fokus yang tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh jarak antara objek dan kamera, focal length dari lensa dan f-stop.

Dialogue : Percakapan yang muncul dalam adegan.

Dramatic Emotion : Emosi gambar secara dramatis.

Editing : Proses pemotongan gambar.

Ending Title : Urutan nama yang dicantumkan pada akhir movie.

Engineering : Sebutan bagi pengerjaan dan pembagian kerja dalam masalah teknis penyiaran.

Establish Shot : Gambar yang natural dan wajar.

Extreme Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sangat dekat.

Focus : Penyelarasan gambar secara detail, tajam, dan jernih hingga mendekati objek aslinya.

Final Editing : Proses pemotongan gambar secara menyeluruh.

Floor Director : Seseorang yang bertanggung jawab membantu mengkomunikasikan keinginan sutradara, dari master kontrol ke studio produksi.

Filter Camera : Filter yang digunakan untuk kamera.

Footage : Gambar – gambar yang tersedia dan dapat digunakan.

Hunting Location : Proses pencarian dan penggunaan lokasi terbaik untuk syuting.

Headset : Digunakan untuk dapat mendengarkan suara sutradara.

Hand held : Tekhnik penggunaan kamera dengan tangan tanpa tripod.

Image : Simbol yang sesuai objek.

Jumping Shot : Proses pengambilan gambar secara tidak berurutan.

Jimmy Jib : Katrol kamera otomatis yang digerakkan dengan remote.

Job Description : Deskripsi tentang jenis pekerjaan.

Jeda Komersial : Saat penayangan iklan komersial diantara acara televisi.

Job Title : Penamaan jabatan pada pekerjaan.

Konservatif : Serba teratur, tertib, dan apa adanya.

Kreator : Sebutan bagi seseorang yang menciptakan karya kreatif.

Lighting : Penataan cahaya.

Lighting Effect : Efek dari penataan cahaya.

Lensa Wide : Digunakan untuk memperbesar sudut pandang pengambilan gambar dari kamera.

Lensa Super Wide : Digunakan untuk sangat memperbesar sudut pandang pengambilan gambar dari kamera.

Long Shot : Gambar yang direkam dari jarak yang jauh. Biasanya digunakan dengan cara pengambilan gambar dari sudut panjang dan lebar.

Master Control : Perangkat teknis utama penyiaran untuk mengontrol proses distribusi audio dan video dari berbagai input pada produksi untuk siaran live show maupun recorded.

Magazine Show : Rancangan acara dengan format majalah.

Main Object : Target pada objek utama.

Medium Close Up : Pengambilan gambar dari jarak cukup dekat.
Medium Shot : Gambar yang diambil dari jarak sedang.

Medium Long Shot : Pengambilan gambar dari jarak yang panjang dan jauh.

Monitor : Digunakan untuk memantau gambar.

Master Video : Video utama berisikan rekaman acara televisi yang siap untuk ditayangkan maupun disimpan.

Multi Camera : Sistem dari tata produksi audio visual yang syuting secara bersamaan dengan menggunakan sejumlah kamera.

Middle Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sedang.

Master Shot : Gambar pilihan utama dari sebuah adegan yang kemudian dijadikan referensi atau rujukan saat melakukan editing.

Noise : Gangguan pada sirkulasi signal audio maupun video yang mengganggu program acara.

News Director : Direktur pemberitaan yang bertanggung jawab atas seluruh isi pemberitaan yang disiarkan secara aktual berdasarkan fakta.

Off Line : Proses editing awal untuk memilih gambar terbaik dengan time code dari berbagai stock shot sesuai dengan kebutuhan adegan. Hasil dari gambar tersebut ditransformasikan dalam bentuk workprint dengan EDL (edit decision List).

On Line : Proses akhir editing untuk menyempurnakan, mempercantik dan memperindah gambar setelah melalui proses off line.

Operet : Istilah populer untuk acara yang menggabungkan antara unsur fiksi, nonfiksi dan musik ke dalam suatu alur cerita.

Opera Musikal : Format acara yang menggabungkan unsur drama dengan musik.

Opening Scene : Adegan yang dirancang khusus untuk membuka acara atau cerita. Biasanya adegan ini dikemas kreatif dan menarik untuk mendpatkan perhatian penonton.

Opening Shot : Komposisi sudut pengambilan gambar pada awal adegan atau acara yang dirancang khusus untuk menarik perhatian penonton.

OB Van : Outside Broadcasting Van, mobil khusus yang membawa perangkat tekhnis penyiaran audio dan video untuk memproduksi program diluar studio. Dapat juga digunakan untuk master control bagi siaran langsung.

Power Pack : Tempat khusu berbentuk boks yang berguna untuk pembagian arus daya listrik.

Panning : Pergerakkan horizontal kamera dari kiri kekanan maupun sebaliknya.

Property : Berbagai aksesori.

Program Directing : Penyutradaraan program televisi.

Programming : Tekhnik penyusunan program acara televisi yang ditayangkan secara berurutan.

Praproduksi : Berbagai kegiatan persiapan sebelum pelaksanaan produksi dimulai.

Paskaproduksi : Proses penyelesaian akhir dari produksi.Biasanya istilah ini digunakan pada proses editing.

Produser : Pimpinan produksi yang bertanggung jawab kepada seluruh kegiatan pengkoordinasian pelaksanaan praproduksi, produksi sampai paskaproduksi.

Rating : Perhitungan secara statistikal untuk mengukur tingkat popularitas program acara televisi terhadap penonton.

Rundown : Susunan isi dan alur cerita dari program acara televisi yang dibatasi oleh durasi, jeda komersial, segmentasi, dan bahasa naskah.

Run Through : Latihan akhir bagi seluruh pendukung acara televisi yang disesuaikan dengan urutan acara sesuai dalam rundown.

Reportase : Sebuah laporan perjalanan atau liputan lapangan yang digunakan untuk mendukung data – data aktual dan faktual.

Retake : Pengulangan pengambilan adegan gambar.

Shot : Ambil Gambar.

Simply Shot : Gambar yang diambil dari sudut yang mudah.

Skill : Keahlian.

Set Up : Proses persiapan akhir sebelum produksi televisi dimulai dari set artistik, performer hingga masalah tekhnis siaran.

Stand By : Komando akhir yang menunjukkan bahwa seluruh komponen produksi telah siap untuk melaksanakan syuting.

Single Camera : Sistem dari tata cara produksi audio visual yang hanya menggunakan satu kamera.

Script Format : Format penulisan naskah acara baik untuk fiksi maupun nonfiksi.

Script Marking : Penandaan pada naskah untuk menjadi catatan pada sutradara maupun pendukung produksi lainnya.

Stock Shot : Berbagai bentuk gambar yang diciptakan untuk dijadikan pilihan pada saat gambar gambar tersebut memasuki proses editing.

Suspense : Istilah yang digunakan untuk menunjukkan adegan – adegan yang menegangkan dan mengundang rasa was was bagi penonton.

Sound : Penataan suara.

Sound Effect : Efek suara yang diciptakan atau digunakan untuk mendukung suasana dari adegan.

Steady Shot : Gambar sempurna dan tidak terlalu banyak bergerak, yang dapat dinikmati dengan posisi diam.

Switcher : Istilah populer bagi perangkat tekhnis untuk memindah-mindahkan pemilihan gambar dari berbagai stock shot maupun input kamera. Alat ini digunakan untuk syuting multi kamera.

Switcherman : Seseorang yang bertugas melaksanakan proses pemindahan gambar sesuai dengan komando sutradara.

Studio : Lokasi khusus tempat pelaksanaan kerja produksi berlangsung. Dapat untuk melaksanakan syuting (shooting studio) maupun untuk editing (post production studio).

Selling Point : Berbagai komponen yang mempunyai nilai jual untuk mendapatkan perhatian penonton maupun sponsor.

Sound Mixer : Mixer pengendali dari berbagai input suara yang dipilah melalui sejumlah jalur (track).

Slow Motion : Pergerakkan gambar yang diperlambat sesuai dengan kebutuhan alur cerita.

Technical Director : Pengarah / Direktur tehnik.

Trend Setter : Gaya hidup ataupun budaya pop yang menjadi acuan dan ukuran sesuai dengan masa atau zaman.

Take : Istilah yang digunakan untuk dan pada saat pengambilan gambar berlangsung. Dapat juga digunakan sebagai catatan pada naskah.

Two Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk mengarahkan kamera kepada dua objek yang dituju.

Three Shot : Istilah komando sutradara yang seringkali digunakan untuk mengarahkan kamera kepada tiga objek yang dituju.

Trik : Tata cara kreatif untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Team builder : Seseorang yang mampu membangun sebuah kerjasama antara anggota team dengan baik untuk mencapai tujuan.

Theme Song : Lagu khusus yang diciptakan atau dipakai sebagai pendukungikatan emosi dari program acara kepada penonton.

VTR : Video Tape Recording.

Very Long Shot : Gambar yang diambil sangat jauh.

Voice Over (VO) : Suara dari announcer atau penyiar untuk mendukung isi cerita namun tidak tampak dilayar televisi.

Video Klip : Video musik.

Video Jockey : Julukan bagi presenter acara musik televisi yang menayangkan berbagai video klip.

Vision Mixer : Sebutan lain untuk istilah populer “switcher”.

Wireless Camera : Kamera yang menggunakan transmisi signal untuk mengirimkan hasil gambar tanpa menggunakan kabel.

White Balance : Prosedur untuk mengkoreksi warna gambar dari kamera dengan mengubah sensitivitas CCD ke dalam spektrum cahaya. Umumnya prosedur ini menggunakan cahaya putih sebagai dasar.

Webisode : Istilah episode televisi yang ditayangkan melalui video web streaming internet.

Wardrobe : Berbagai aksesori pendukung kostum bagi peran – peran tertentu.


Istilah umum di video shooting

1 - What: Pan

How: Menggerakkan kamera secara horisontal dari kiri atau kanan, biasakan pake tripod atau pegang seperti pegang gelas kopi panas di depan dada. Silahkan latihan dulu sebelum shoot beneran supaya pergerakan enak.

Why: Digunakan untuk mengikuti gerakan subjek atau menunjukkan jarak antara dua objek. Bagus juga untuk membuat gambar panoramic (tp jgn 360 derajat, udah dibahas).

Rule: Awali gambar dengan gambar diam (jgn langsung gerak) dan diakhiri dengan gambar diam (kebiasaan gw atleast sekitar 5 detik, supaya pas edit enak). 
Penting: Pastikan pemandangan yg kita ambil memang bagus dari awal, tengah dan akhir, kalo bagian tengah jelek, mendingan gak usah Pan.

2 - What: Tilt

How: Menggerakkan kamere ke atas dan kebawah secara vertikal tanpa menggerakkan posisi kamera.

Why: Seperti juga Pan, untuk mengikuti subjek memperlihatkan dari bawah sampe ke atas. Slow tilt biasanya bagus untuk memperlihatkan subjek yg besar, seperti pohon besar, tower, dll

TIPS: kalo mau membuat objek terlihat lebih besar tilt dr bawah ke atas, kalo mau keliatan lebih kecil, tilt dr atas ke bawah. 

Rule: Awali dgn gambar diam, pastikan pemandangan bagus dari awal, tengah & akhir, akhiri dengan gambar diam. latihanlan sebelum shoot beneran.

3 - What: Pedestal

How: Mirip Tilt tp beda. sekarang kameranya yg naik-turun bukan arah kameranya, sebaiknya pake tripod (di putar naik-turun tripodnya). 

Why: Intinya adalah menyamakan tinggi/rendah subjek, kalo subjeknya pemain basket tinggi ya kamera di naikkin, kalo shoot anak kesil atau tanaman bunga, kamera di rendahin.

7 - What: Handheld

How: Memegang Kamera tanpa tripod, pegang kamera dengan 2 tangan, di depan dada, seperti memegang cangkir kopi panas. ini membuat kamera seimbang dan mengurangi getaran.

Why: biasanya karena males bawa tripod !, hand held juga oke kalo ada gerakan2 spontan, misalnya ambil gambar orang main bola, anak kecil lari-lari, atau lagi bikin film HOROR ! ih seremmmm! 

Rule: Kalo lg hend held haram di Zoom in !. mendingan deketin subjeknya, setting kamera se-wide mungkin. Handheld gak bagus buat shoot subjek tidak bergerak kaya' gedung, pemandangan dll, lebih baik untuk objek yang bergerak.

8 - What: Zoom

How: ada pencetan/slide di kamera yg bisa mengubah karakter lensa mengubah gambar mendekati objek/ menjauhi objek.

Why: Untuk membuat objek yg cauh terlihat lebih dekat atau memperlihatkan ukuran dan perfektif.

Rule: Zoom in dan zoom out secara terus memerus membuat penonton mual. Jangan zoom kalo memang tidak perlu. pakai tripod kalau mau zoom in. mulai dan akhiri dengan gambar diam.
Note: digital zoom menyebalkan ! percuma pakai digital zoom, kualitas gambar akan turun

9 - What: Rack Focus

How: Merubah fakus dari satu orang/ objeck ke objek dibelakangnya. objek yg di depan akan tampak sedikit blur/out of focus. Jakar kedua objek harus pas.

Why: Biasanya dipake di sinetron kalo lagi dialog atau mau berantem.
Rule: Pake tripod, hand held gak akan oke.


Spice Up Your Video......!

1. Get down to their level
Untuk mengambil gambar anak-anak, hewan, tanaman, jangan memakai pandangan orang dewasa yang berdiri. Lebih keren kalo shoot diambil dengan jongkok/duduk dilantai/ tiduran, kotor dikit gak pa pa lah.... 

2. Plan for your background
Background, background dan background. carilah background yg paling menarik, otomatis video anda pasti langsung terlihat lebih menarik. cek di kamera, hindari back ground yg sangat "sibuk" dengan aktivitas maupun warna, subjek anda akan tenggelam. Hindari juga background yang terlalu terang sehingga subjek jadi backlit- gelap dan tidak focus.

3. Use cutaways
Biasanya untuk video suatu acara/event seperti kawinan, seminar, ceramah memerlukan Master Shot (ini adalah video utama mengenai acara, misalnya kalo kawinan ya ini mengcover semua kegiatan pengantin). Selain master shot, anda harus juga mengambil Stock-shot misalnya close up para hadirin, gambar gedung, gambar orang tua pengantin, dll shoot sebanyak mungkin. Pada saat editing, stock shot dapat menutupi kekurangan di Master Shot. Misalnya ada seminar, pembicaranya bikin bosen, masukkan stock shot untuk membuat pemirsa video tidak tidur. 

4. Use wide or telephoto angles
Gunakanlah fasilitas wide angle & telephoto lenses. Telephoto biasanya dipakai bila posisi kamera jauh dari subjek atau untuk membuat 2 objek terlihat lebih dekat satu sama lain, misalnya untuk adegan tabrakan atau perkelahian. Wide angle juga dipakai untuk menangkap background sebanyak mungkin dengan subjek dekat dengan kamera.

5. Use a natural frame
Sesuatu yang di bingkai pasti akan menarik perhatian kita dan mudah memfokuskan perhatian. Dalam video, kita bisa menggunakan bingkai pada saat shooting maupun dalam editing. Misalnya kita pakai jendela atau pintu sebagai bingkai pemandangan yang indah.

6. Depth of field
Ini adalah teknik yg penting untuk meniru videographer professional. Definisi Depth of Field adalah area di depan kamera nampak sangat fokus. Shallow depth of field membuat subjek sangat fokus dan background maupun foreground tidak fokus. Deep depth of field membuat subjek, foreground dan background relatif fokus. Yang biasanya di anggap bagus atau biasa disebut Film-Look adalah shallow depth of filed, dengan handycam biasa agak sulit untuk mengejar kualitas gambar film-look. Biasanya dengan mengatur appeture atau menambah filter khusus.

7. Avoid on-camera zooms
video yg menyebalkan adalah video dengan kamera statis dan melakukan zoom in dan zoom out terus menerus. Pakailah zoom in, kemudian cut, pindahkan gambar ke yang lain, baru zoom out.

8. Try moving the camera
Tapi jangan goyang - goyang gambarnya...!. Dua cara dasar menggerakkan kamera adalah dolly (bukan yg di surabaya !) dan Trucking (gak ada hubungan sm truk/bus). Dolly adalah gerakan maju-mundur (halah....) kamera relatif kepada subjek, misalnya bergerak menuju subjek atau bergerak diantara orang2 dan menuju subjek. Trucking adalah gerakan ke kiri- kanan relatif terhadap subjek, misalnya jalan miring kaya' kepiting atau naik mobil pelan-pelan, shoot gedung pernikahan anda.

9. Try an Unusual Camera Angle
Cobalah sudut pengambilan gambar yang tidak biasa. banyak cara yang bisa dilakukan misalnya: sambil duduk di lantai, pakai tangga untuk top angle, julurkan tangan anda ke atas untuk "pemandangan dari atas". Gunakan foreground (shoot dari balik sebuah objek) misalnya tanaman, gelas, jendela, orang, dll. Dalam meng-edit, sudut pandang yg aneh bisa menjadi tambahan agar membuat video anda tidak monoton.

10. Watch TV with a critical eye
Menonton TV, musik video, Film adalah cara yg paling mudah untuk belajar videography. Hal yg perlu di perhatikan antara lain adalah berapa lama sebuah adegan di tayangkan sebelum di-cut adengan lain, sudut pengambilan gambar, pencahayaan, bagaimana master shot dan stock shot dipakai dan lain lain.

11. Edit tightly
Hayo di edit ! jangan males ngedit. Tips untuk mengedit:
- Temukan inti dari video anda, pilihlah video yg menarik dan bagus kemudian buang sisanya.
- Hati-hati terhadap klip yg anda pilih, perhatikan pemirsa video anda. video turis nudis di Bali tentu bukan konsumsi anak anda, atau video istri anda ngorok saat tidur, nanti malah berantem.
- Keep it short. jangan panjang-panjang dong, orang ntar bosen, biasanya untuk sebuah dokumenter, 10 menit sudah cukup.